LUWU UTARA — Sebanyak 17 kasus postif Covid-19 kini terjadi lagi di Kabupaten Luwu Utara terhitung sejak Sabtu 2 Mei 2020. Penambahan kasus positif merupakan hasil contact tracing dari kasus pertama. Semua kasus positif berasal dari klaster Temboro Magetan, Jawa Timur.
Hal ini diungkapkan Juru Bicara Pemerintah Kabupaten Luwu Utara untuk Penanganan Covid-19, Komang Krisna, Sabtu (2/5/2020), di Masamba.
“Totalnya sudah 20 orang, Kasus pertama sementara dikarantina di Makassar. Kemudian kita lakukan kontak tracing dari yang pertama. Kontak tracing ini kemudian kita lakukan pemeriksaan PCR tahap I terhadap 15 santri, dan hasilnya ada 2 santri yang positif covid-19. Posisinya di Bonebone,” tutur Komang.
Untuk pemeriksaan PCR tahap II, ada 41 santri yang diambil sampel swab hidung dan tenggorokannya, dan hasilnya telah dikeluarkan BBLK Makassar. yakni ada 17 kasus yang terkonfirmasi positif covid-19.
“Informasi ini, langsung dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan melalui sambungan telepon seluler,” bebernya.
Sebelumnya, 17 santri bersama 2 santri asal Bonebone langsung dibawa ke Makasssar untuk dilakukan karantina di Swissbell Hotel Makassar.
“19 santri yang sudah dinyatakan positif, tidak ada lagi di Luwu Utara. Keluarganya juga akan kita lakukan kontak tracing,” papar Komang Krisna.
“Jadi besok, kita bisa pastikan, Luwu Utara ini sudah masuk wilayah transmisi lokal atau tidak,” tambahnya.
Dirincikan Komang, awalnya ada 73 santri dari Temboro yang dilaporkan Dinkes Sulsel kepada Pemkab Luwu Utara. Ke 73 santri ini, sebut dia, langsung melakukan pemeriksaan rapid test di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar.
“Hasil rapid test yang didapatkan waktu itu adalah satu kasus yang reaktif, sementara kasus lainnya non reaktif, sehingga pihak Bandara Sultan Hasanuddin dan Dinkes Provinsi, merekomendasi santri non reaktif ini pulang ke rumahnya masing-masing sementara satu kasus reaktif diminta untuk karantina di Makassar,” ujarnya.
Dengan dipulangkannya puluhan santri yang hasil rapid test-nya non reaktif, membuat pihaknya, dalam hal ini Tim Gerak Cepat (TGC) Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu Utara berinisiatif melakukan kontak tracing dan mengambil sampel swab hidung dan tenggorakan puluhan santri ini untuk dilakukan pemeriksaan PCR di BBLK Makassar.
“Seandainya Pemda tinggal diam, kita biarkan, kita tidak respon, dan kita tidak periksa, pasti akan sangat berbahaya bagi masyarakat Luwu Utara sendiri, dan kita tidak mau melakukan itu,” imbuhnya.
Ia pun menyebutkan, sampai saat ini pihaknya masih berupaya mencari kasus-kasus tersebut untuk dilakukan pemeriksaan swab hidung dan tenggorokan.
Masih kata dia, setelah pemeriksaan tahap I dan II, pihaknya masih akan melakukan pemeriksaan tahap III dengan jumlah sampel 48 orang, termasuk 20 sampel dari kasus positif pertama di Palopo yang ada di RSUD Sawerigading.
“Untuk kasus positif di Palopo, kita sudah lakukan kontak tracing dan hasilnya ada 20 orang yang kontak erat,” tutup Komang.
Sebagai informasi, sebaran kecamatan untuk 17 santri yang positif covid-19 ini adalah Masamba tujuh orang, Baebunta lima orang, Baebunta Selatan satu orang, dan Sukamaju empat orang. Terkait tempat tinggal 17 santri ini.
Tim Gugus Tugas Kabupaten Luwu Utara langsung melakukan intervensi khusus, dengan penyemprotan disinfektan. (LP/LH)