Agusriansyah memandang perlunya data hub tingkat provinsi yang mengintegrasikan data mahasiswa, universitas, dan instansi teknis agar setiap permohonan bantuan terbaca secara real time. Dengan demikian, perencanaan anggaran tidak hanya berbasis prediksi tetapi berbasis kondisi aktual di lapangan.
“Kita membicarakan program dengan anggaran besar. Karenanya, arsitektur datanya harus kuat dulu. Kalau fondasinya baik, proses berikutnya mulai dari penganggaran sampai penyaluran akan jauh lebih efisien,” tegasnya.
Ia juga menilai integrasi sistem digital dapat mengurangi terjadinya stagnasi administrasi di kampus maupun perangkat daerah. Dengan sistem itu, proses verifikasi dapat dilakukan otomatis melalui cross-check data kependudukan, status akademik, hingga informasi pembayaran universitas.

















