SAMARINDA – Komisi IV DPRD Kalimantan Timur menilai perlunya modernisasi sistem antrean layanan di Puskesmas Trauma Center Samarinda sebagai upaya mengurai kepadatan pasien dan mencegah penumpukan aduan masyarakat terkait lamanya proses pelayanan.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Andi Satya Adi Saputra, menyebut bahwa persoalan yang muncul beberapa waktu terakhir tidak semata-mata karena sikap petugas, tetapi juga akibat sistem antrean dan pembagian beban kerja yang belum mampu mengikuti tingginya kunjungan pasien.
“Ketika jumlah pasien harian bisa lebih dari seratus, sementara sistem antreannya masih manual, wajar jika terjadi penumpukan dan masyarakat merasa menunggu terlalu lama,” ujar Andi, Senin (1/12/2025).
Menurutnya, fasilitas trauma center seperti yang ada di Loa Janan Ilir memerlukan skema manajemen layanan yang lebih efektif, termasuk penerapan antrean digital, pemetaan waktu kunjungan ramai, serta pembagian tugas tenaga kesehatan berbasis kebutuhan layanan.

















