“ Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh anak akibat kekurangan gizi kronis, sehingga menyebabkan anak terlalu pendek untuk usianya. selain mengalami pertumbuhan terhambat, stunting juga seringkali dikaitkan dengan penyebab perkembangan otak yang tidak maksimal”, kata H Sulaiman
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi stunting di Kabupaten Luwu masih cukup tinggi yaitu sebesar 30,3 persen. Sedangkan pada tahun 2021 berdasarkan survey status gizi indonesia (ssgi), prevalensi stunting di Kabupaten Luwu mengalami penurunan yaitu sebesar 22,8 persen.
“Capaian tersebut merupakan hal yang baik karena Kabupaten Luwu berada lebih rendah dari capaian provinsi Sulawesi Selatan sebesar 27,4 persen dan capaian nasional sebesar 24,4 persen. dengan capaian tersebut kita harus tetap konsisten untuk terus bekerja keras dalam penurunan kasus stunting, sehingga sampai dengan tahun 2024 diharapkan target kabupaten luwu berada lebih rendah dari target nasional yang ditetapkan yaitu sebesar 14 persen”, ungkapnya.