Berikut adalah beberapa definisi tentang ideologi menurut para tokoh terkenal : (Karl Marx ), Marx melihat ideologi sebagai alat yang digunakan oleh kelas dominan untuk membenarkan dan mempertahankan kekuasaannya atas kelas yang dikuasai. Baginya, ideologi merupakan cermin dari struktur sosial dan ekonomi yang ada, yang digunakan untuk menutupi konflik kelas. (Friedrich Engels), Engels mengaitkan ideologi dengan kondisi material sosial dan ekonomi. Baginya, ideologi adalah hasil dari kondisi material, bukan sebaliknya. Dalam pandangannya, struktur ekonomi mendasar (basis) membentuk superstruktur ideologi, seperti agama, politik, dan budaya. (Antonio Gramsci), Gramsci memperluas konsep ideologi dengan memperkenalkan istilah “hegemoni”. Baginya, ideologi tidak hanya berwujud dalam bentuk teks atau doktrin, tetapi juga melalui proses hegemoni budaya, di mana kelompok yang berkuasa berhasil mempengaruhi dan memperoleh persetujuan dari kelompok-kelompok lain dalam masyarakat. (Louis Althusser), Althusser memandang ideologi sebagai alat reproduksi sosial dan ekonomi. Baginya, ideologi tidak hanya mengatur pemikiran individu, tetapi juga mempengaruhi perilaku dan interaksi sosial. Althusser menggambarkan ideologi sebagai “aparatus” yang terdiri dari berbagai institusi seperti keluarga, sekolah, agama, dan media massa. (Michel Foucault), Foucault melihat ideologi dalam konteks kekuasaan dan pengetahuan. Baginya, ideologi bukan hanya tentang gagasan dan nilai, tetapi juga tentang cara kontrol sosial dan pembentukan subjek. Foucault menyoroti bagaimana ideologi terwujud dalam praktek-praktek kuasa yang tersebar di berbagai institusi dan praktik kehidupan sehari-hari. Sedangkan menurut Syekh Taqiyuddin an-Nabhani Ideologi adalah suatu ide dasar rasional yang memancarkan peraturan hidup. sesuatu yang layak digolongkan sebagai ideologi apabila memenuhi dua syarar, (1) mempunyai konsep dasar dan cara menerapkannya, (2) menyeluruh menyangkut seluruh kebutuhan dan keiperluan manusia.
Sementara itu, seorang “penulis ideologis” adalah seseorang yang menggunakan tulisan sebagai alat untuk menyebarkan, memperjuangkan, atau membela ideologi tertentu. Mereka memiliki pemahaman mendalam tentang ideologi yang mereka anut dan menggunakan keterampilan menulis mereka untuk mengomunikasikan ideologi tersebut kepada audiens. Penulis idiologis sering kali memiliki tujuan untuk mempengaruhi opini publik, membangun pemahaman yang lebih dalam tentang ideologi mereka, atau bahkan memobilisasi orang untuk bertindak sesuai dengan nilai-nilai yang mereka anjurkan melalui tulisan mereka.
Islam sebagai sebuah ideologi
Munculnya ideologi kapitalisme dan sosialisme berkaitan erat dengan perkembangan sejarah ekonomi, politik, dan sosial di Eropa pada abad ke-18 dan ke-19. (Kapitalisme), Kapitalisme berkembang secara signifikan selama Revolusi Industri di Inggris pada abad ke-18. Revolusi ini ditandai dengan pergeseran ekonomi dari sistem pertanian feudal menuju manufaktur dan industri. Kapitalisme dipicu oleh adanya revolusi dalam teknologi, perdagangan, dan organisasi ekonomi, Teori kapitalisme pertama kali dirumuskan secara sistematis oleh para ekonom klasik seperti Adam Smith, yang mengemukakan prinsip-prinsip pasar bebas, persaingan, dan pemilikan pribadi sebagai dasar ekonomi yang efisien dan produktif. Kapitalisme mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk sistem politik dan sosial. Prinsip-prinsip kapitalisme seperti persaingan pasar, kepemilikan pribadi, dan akumulasi kekayaan menjadi dasar bagi sistem ekonomi pasar yang dominan di dunia modern. (Sosialisme) Sosialisme berkembang sebagai tanggapan terhadap ketidakpuasan terhadap ketidaksetaraan ekonomi dan sosial yang disebabkan oleh kapitalisme. Pada awalnya, pemikiran sosialis muncul sebagai kritik terhadap kondisi buruh yang terpinggirkan dan eksploitasi kapitalisme selama Revolusi Industri. Tokoh-tokoh seperti Karl Marx dan Friedrich Engels menjadi tokoh sentral dalam pengembangan teori sosialis. Marx mengemukakan bahwa kapitalisme akan menghasilkan konflik kelas yang akan mengarah pada revolusi proletariat dan pembentukan masyarakat tanpa kelas, di mana alat produksi dimiliki secara kolektif oleh masyarakat. Sosialisme mempengaruhi perkembangan gerakan buruh, politik, dan ekonomi di seluruh dunia. Meskipun berbagai negara menerapkan bentuk-bentuk yang berbeda dari sosialisme, prinsip kesetaraan, redistribusi kekayaan, dan kontrol kolektif atas alat produksi menjadi ciri khasnya.

















