KATASATU.co.id – Organisasi Advokasi lingkungan, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sulawesi Selatan (Sulsel) mengecam tindakan PT Vale Indonesia saat menggunakan militer atau Tentara dalam pengamanan eksplorasi di Blok Tanamalia.
Kepala Divisi Hukum dan Politik Hijau WALHI Sulsel Arfandi Anas, mengatakan bahwa PT Vale Indonesia telah menggunakan cara-cara kekerasan dalam menghadapi tuntutan dan permintaan masyarakat, khususnya petani dan perempuan.
“PT Vale Indonesia telah melalukan militerisasi dalam praktek tambang atau bisnisnya di Tanamalia. Praktek ini sudah sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip HAM dalam praktek bisnis. Kami pun tidak akan tinggal diam. Kami akan mengirim surat ke OHCHR terkait militerisasi ini,” katanya.
Lebih lanjut Arfandi Anas mengungkapkan bahwa petani merica bukanlah penjajah atau teroris yang dapat mengancam kedaulatan bangsa dan negara, sehingga dihadapkan dengan kekuatan militer dan Brimob.
Menurutnya, hal tersebut sama halnya menganggap bahwa petani merica, perempuan, anak muda, dan semua orang yang terlibat memperjuangkan lingkungan, sumber kehidupan, dan kebun merica mereka dianggap penjajah.