DAERAHHEADLINE NEWS

Pemkab Kutim Harap Perusahaan Swasta Bangun Museum Budaya

×

Pemkab Kutim Harap Perusahaan Swasta Bangun Museum Budaya

Sebarkan artikel ini
Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kutai Timur, Padliyansyah, mengatakan bahwa proyek museum yang semula dijadwalkan mulai dibangun tahun ini, terpaksa dihentikan karena anggaran Dana Transfer Umum (DTU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) mengalami pengurangan signifikan.

KUTIM — Rencana pembangunan Museum Budaya di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) tahun 2025 ditunda akibat pemangkasan anggaran dari pemerintah pusat. Kondisi ini memaksa Pemerintah Kabupaten Kutim untuk mencari alternatif pendanaan lain, termasuk membuka peluang kerja sama dengan pihak swasta.

Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kutai Timur, Padliyansyah, mengatakan bahwa proyek museum yang semula dijadwalkan mulai dibangun tahun ini, terpaksa dihentikan karena anggaran Dana Transfer Umum (DTU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) mengalami pengurangan signifikan.

“Anggaran kami cukup terdampak, sehingga proyek besar seperti pembangunan Museum Budaya tidak bisa dilanjutkan tahun ini. Tapi kami tidak menyerah,” jelasnya kepada wartawan baru-baru ini.

Museum Budaya tersebut dirancang sebagai pusat dokumentasi, edukasi, dan pelestarian budaya lokal Kutim, termasuk warisan budaya suku Dayak, Kutai, dan lainnya. Proyek ini telah melalui tahapan perencanaan teknis, bahkan lokasi pembangunan sudah ditentukan.

Padliansyah, pemerintah daerah kini berharap adanya dukungan dari sektor swasta, khususnya perusahaan-perusahaan besar yang beroperasi di Kutim, seperti perusahaan tambang dan energi.

“Kami membuka ruang kerja sama dengan pihak ketiga, termasuk melalui program CSR (Corporate Social Responsibility). Ini bisa jadi solusi untuk merealisasikan museum tanpa bergantung penuh pada APBD,” ujarnya.

Berdasarkan penelusuran redaksi, pemangkasan dana transfer umum (DTU) dari pusat ke Kutim untuk tahun 2026, cukup besar: mencapai 48,8 persen.

Tapi, Padliyansyah mengatakan masih optimis melanjutkan pembangun tersebut. Namun dengan catatan ada opsi pendanaan dari swasta.

“Kita akan berusaha bermitra dengan pihak-pihak terkait. Misalkan perusahaan yang ada di sekitar. Saya yakin kalau bergotong-royong para perusahaan ini membantu, itu dibenarkan oleh regulasi,” ucapnya.

Dia menilai bangunan tersebut harus menjadi kenang-kenangan kepemimpinan Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman.

Untuk itu, dirinya tetap menyampaikan optimisme terhadap pembangunan tersebut. Sebab tanahnya sudah ada, termasuk yang terpenting artefak dan barang pameran di museum juga sudah tersedia.

“Saya optimis, kenapa optimis? Karena tanah sudah ada, barang yang mau dipamerkan dalam museum sudah ada. Tinggal ini membangun rumahnya,” tandas dia.

Diketahui, total biaya keseluruhan pembangunan yang disusun oleh konsultan senilai Rp15 Miliar. “Itu bangunannya saja, belum isinya,” pungkas Padliyansyah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *