“Ditengah pandemi dengan kesulitan ekonomi dan pangan, tidak membuat para distra untuk terus menghafal ayat-ayat Al-Qur’an, hanya saja pandemi telah berhasil menghilangkan jumlah pasien mereka yang mayoritas adalah tukang pijat,” Ujar Dewi.
Menurut Dewi, meski sekarang pandemi mulai berkurang, namun pasien tersebut tidak kunjung kembali yang menyebabkan ekonomi dari penyandang disabilitas distra itu menjadi kesulitan.
Selain itu, Dewi mengatakan para distra selama ini, menutupi kebutuhan harian seperti biaya listrik, sewa kontrakan rumah, gas serta kebutuhan lainnya tidak tercukupi yang membuat mereka beralih profesi.

















