Menurut Agusriansyah, koordinasi lintas wilayah menjadi kunci. Ia menilai kabupaten/kota sering kali bekerja sendiri-sendiri, padahal karakter banjir dan dampak cuaca ekstrem di Kaltim saling berkaitan secara regional.
“Mitigasi harus tersusun dengan koordinasi antara pemerintah daerah, provinsi, dan pusat. Tanpa itu, kita hanya bergerak secara parsial,” tegasnya.
Ia mencontohkan banjir yang melanda sejumlah kecamatan di Kutai Timur sebagai gambaran bahwa sistem peringatan dini dan mitigasi belum berjalan optimal. Kondisi tersebut, kata dia, seharusnya menjadi bahan evaluasi untuk memperbaiki tata kelola penanganan bencana.

















