Dalam acara tersebut, dua perwakilan dari keluarga besar Tionghoa juga memberikan pendapat mereka. Magdalena, pemilik Toko Naga Sakti, menyoroti pentingnya perbaikan pelabuhan untuk kelancaran bongkar muat barang.
“Kebetulan kami punya kelompok ibu-ibu yang suka joging di Pelabuhan. Dan banyak masyarakat yang bicara ke kami soal lamanya kapal barang yang antri sampai berminggu- minggu sebelum bersandar di pelabuhan untuk bongkar barang. Kalau pelabuhan itu tidak dibenahi, tentu dampaknya akan berpengaruh pada perputaran ekonomi di masyarakat. Tapi kalau dibenahi, dibuat semakin panjang ke dalam seperti disampaikan adek Putri tadi, pastinya pertumbuhan ekonomi Palopo juga akan semakin baik. Program seperti ini tentu kami dukung demi kemajuan Palopo kedepannya. Kemudian usaha- usaha masyarakat tolong diperhatikan dan dipermudah saat pengurusan. Banyak yang berjanji saat mencalonkan diri tapi, saat naik seolah kacang lupa kulit,” paparnya.
“Ayah HB ini bukan orang baru bagi saya. Dulu waktu masih aktif di pemerintahan, sering membantu kami. Kemudian Putri, dia sebenarnya adeknya. Nenek saya itu, juga bagian dari keluarga besar almarhum bapaknya Putri. Satu pesan saya, kalau nanti terpilih, mungkin bisa perwakilan di tiap kelurahan dipilih 20 orang kemudian diberikan pelatihan seperti kursus menjahit, mengelas dan sebagainya. Minimal kita sudah memberikan bekal bagi masyarakat kuta, kalau mereka kemudian membuka usaha berkat pelatihan itu, pasti mereka dapat uang dan punya penghasilan sendiri. Mungkin tidak berdampak langsung ke pemerintah tapi minimal mereka bisa mandiri dan memiliki usaha sendiri. Mungkin itu saja dari saya dan tentu kami dukung niat baik adek Putri dan ayah HB untuk kemajuan Kota Palopo,” ucap keluarga Tionghoa lainnya.