LUWU

FGD RPKD Digelar, Pemkab Luwu Rumuskan Empat Strategi Utama Turunkan Kemiskinan

×

FGD RPKD Digelar, Pemkab Luwu Rumuskan Empat Strategi Utama Turunkan Kemiskinan

Sebarkan artikel ini
Wakil Bupati Luwu, Muh. Dhevy Bijak Pawindu hadiri FGD RPKD di ruang Lounge Kantor Bupati Luwu, Selasa 18/12025. (Ist)

LUWU — Pemerintah Kabupaten Luwu melalui Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) menggelar Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Rencana Penanggulangan Kemiskinan Daerah (RPKD) Kabupaten Luwu Tahun 2025–2029, Selasa (18/11/2025).

FGD yang berlangsung di ruang Lounge Kantor Bupati Luwu ini dihadiri Wakil Bupati Luwu, Muh. Dhevy Bijak Pawindu, Kepala Bappelitbangda Moh. Arsal Arsyad, para kepala OPD, BPS, TP-PKK, serta instansi terkait lainnya.

Dalam sambutannya, Wakil Bupati Luwu menegaskan bahwa penanggulangan kemiskinan merupakan agenda prioritas pemerintah daerah dan membutuhkan komitmen kuat seluruh OPD.

“Kegiatan ini bukan sekadar seremonial. Ini menyangkut kemaslahatan dan kesejahteraan masyarakat Luwu. Saya berharap seluruh kepala OPD hadir dan berperan aktif, karena penanggulangan kemiskinan adalah tanggung jawab kita bersama,” tegasnya.

Meski angka kemiskinan Luwu turun sekitar 0,8%, posisi Luwu masih berada pada peringkat ketiga tertinggi tingkat kemiskinan di Sulawesi Selatan. Wakil Bupati menilai kondisi tersebut ironis mengingat besarnya potensi sumber daya alam, mulai dari pertanian, perkebunan, perikanan, hingga kawasan daratan dan pegunungan.

“Dengan potensi alam sebesar ini, seharusnya kita berada di tiga besar paling sejahtera, bukan tiga besar termiskin. Yang kurang bukan alamnya, tetapi keseriusan dalam penanganan kemiskinan,” ujarnya.

Ia juga meminta setiap OPD fokus pada program yang langsung menyentuh kebutuhan masyarakat, khususnya peningkatan kesejahteraan.

Kepala Bappelitbangda Luwu, Moh. Arsal Arsyad, menjelaskan bahwa penyusunan RPKD merupakan bagian strategis dalam pelaksanaan RPJMD 2025–2029. Saat ini, angka kemiskinan Luwu berada pada 10,58% atau sekitar 41 ribu jiwa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *