Gotong Royong Tradisi yang Bertahan, Dibalik Duka dan Air Mata Pasca Gempa di Selayar

Warga Selayar bergotong royong membangun kembali rumah, pasca terjadinya bencana gempa bumi berskala 7,5 SR yang pada hari, Selasa, 14 Desember 2021 lalu. Foto : Andi Fadli, diabadikan pada hari Senin 11 April 2022.

Warisan budaya leluhur yang dulu menjadi lukisan harmonisasi, dan kentalnya nilai-nilai persaudaraan masyarakat Selayar, yang saat ini masih dapat dijumpai, salah satunya, di daratan Desa Garaupa Raya, Kecamatan Pasilambena. Nama ibukota desa yang lahir dan di ilhami oleh pemekaran Desa Garaupa.

Wilayah ini, merupakan salah satu dari enam desa pesisir, Pulau Kalao Toa, yang dihuni dan didiami oleh kurang lebih dua ratus lima puluh orang kepala keluarga (KK).

Warga Kepulauan Selayar gotong royong bangun rumah. Senin, 11 April 2022. Foto : Andi Fadly

Fakta dan realita ini, terungkap pasca terjadinya bencana gempa bumi berskala 7,5 SR yang pada hari, Selasa, 14 Desember 2021 silam, sempat menggetarkan sejumlah titik wilayah di Kabupaten Kepulauan Selayar, sampai daratan kota Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Tak berselang lama, setelah bencana gempa, puluhan unit bangunan rumah yang rusak, dan bahkan sempat rata dengan tanah, kini berangsur-angsur mulai dibangun oleh warga dengan melibatkan unsur pemerintah desa, perangkat kepala dusun, serta elemen relawan bencana.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *