Darlis menyoroti perubahan kawasan Loa Hui dan Solong yang kini semakin dekat dengan permukiman warga. Kondisi ini, tegasnya, membuka risiko sosial yang lebih besar jika pemerintah tidak mengambil tindakan struktural, bukan hanya seremonial.
Menurutnya, Pemkot Samarinda harus menyiapkan model penanganan yang tidak berhenti pada dua titik yang ramai diberitakan belakangan ini. Ia menilai pola prostitusi kini jauh lebih tersebar dan tak lagi terpusat, sehingga kebijakan penutupan harus diperluas ke semua lokasi yang disinyalir beroperasi secara sembunyi-sembunyi.
“Kalau hanya diberi larangan, ya tetap akan jalan. Kami meminta penutupan yang benar-benar tuntas, bukan setengah-setengah,” tegas Darlis.

















