“Olehnya itu, kehadiran kami di Desa Saluinduk, ini ingin menjadikan desa ini sebagai pusat penelitian dan pengembangan bibit unggul kakao. Kebetulan juga di Saluinduk ini Pemprov Sulsel memiliki lahan 37 hektare,” tambahnya.
Menurut Gubernur Sulsel itu, lahan yang diperlukan dalam membuat pusat penelitian dan penangkaran bibit unggul kakao membutuhkan lahan sebanyak 40 hektar.
“Kita sudah punya 37 hektar, tinggal 3 hektar. Kalau rencana ini terwujud, insha Allah agrowisata bisa terwujud dan Luwu, menjadi daerah tempat penelitian hadirnya bibit unggul kakao dan sekaligus penyuplai bibit kakao di Indonesia, selain Kabupaten Jember,” pungkasnya.