Naomi menjelaskan, tujuan Aksi Stop Stunting adalah mengidentifikasi dan menemukan balita bermasalah gizi di 504 desa lokus dari 24 kabupaten/kota. Setelah itu dilakukan pemeriksaan dan pelayanan kesehatan, termasuk rujukan bagi balita “red flag” yang tidak dapat ditangani di puskesmas. Intervensi dilakukan melalui pemberian paket gizi, pendampingan, edukasi, dan konseling bagi balita serta ibu hamil bermasalah gizi.
Ia juga menegaskan pentingnya keterlibatan pemerintah daerah dan seluruh elemen masyarakat dalam pencegahan serta penanganan stunting. Untuk Kota Palopo, program ASS mencakup 21 lokus dengan sasaran intervensi 630 balita dan 42 ibu hamil.
Naomi menambahkan, TP PKK kabupaten/kota memiliki sejumlah tugas penting, di antaranya berperan aktif dalam meningkatkan partisipasi dan kesadaran masyarakat pada kegiatan Posyandu, memfasilitasi tenaga pendamping gizi desa yang ditempatkan di lokus wilayah masing-masing, serta memastikan ketersediaan Rumah Gizi sebagai pusat pelaksanaan intervensi gizi.