Kecintaan kepada Nabi saw. harus dibuktikan dengan ketaatan kepada beliau. Ketaatan kepada beliau haruslah menyeluruh dalam apa saja yang beliau bawa dan apa saja yang beliau larang.
مَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ ۖ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُوا ۗ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۗ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Allah SWT memerintahkan:
Apa saja yang Rasul bawa kepada kalian, ambillah. Apa saja yang dia larang atas kalian, tinggalkanlah. Bertakwalah kalian kepada Allah. Sungguh Allah amat keras hukumannya (TQS al-Hasyr [59]: 7)
Topik pembicaraan ayat ini memang berkenaan dengan harta ghanîmah dan fay’ (harta rampasan perang). Namun demikian, sebagaimana penjelasan Imam az- Zamakhsyari (w. 538 H), makna ayat ini bersifat umum, yakni meliputi semua yang Rasul saw. berikan dan semua yang beliau larang, termasuk di dalamnya perkara fay’. (Az-Zamakhsyari, Al-Kasysyâf, 4/503).
Yang harus ditaati itu adalah apa saja yang dibawa oleh Rasul saw. dalam perkara apa saja : perkara spiritual, moral ataupun sosial kemasyarakatan; perkara ibadah, akhlak, keluarga, harta, ekonomi, hukum, pemerintahan, politik dan semua urusan masyarakat.
Allah SWT menegaskan dalam firman-Nya:
وَمَا أَرْسَلْنَا مِن رَّسُولٍ إِلَّا لِيُطَاعَ بِإِذْنِ اللَّهِ
Kami tidak mengutus seseorang rasul melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah (TQS an-Nisa’ [4]: 64)
Lalu Allah SWT menegaskan di dalam ayat berikutnya:
فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّىٰ يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim atas perkara apa saja yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka atas putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya (TQS an-Nisa’ [4]: 65)
Menjadikan Rasul saw. sebagai hakim sepeninggal beliau adalah dengan menjadikan hukum-hukum syariah yang beliau bawa sebagai hukum untuk memutuskan segala perkara.
Dengan demikian dua ayat di atas menegaskan bahwa Rasul saw. wajib ditaati dalam segala hal, termasuk dalam masalah hukum dan urusan sosial kemasyarakatan. Jadi mereka (manusia) pada hakikatnya tidak beriman hingga menjadikan hukum syariah sebagai pemutus atas segala persoalan. Karena itu mereka wajib menerapkan syariah secara menyeluruh untuk memutuskan segala persoalan yang terjadi di tengah masyarakat.
Begitulah cinta hakiki kepada Nabi saw. Cinta kepada Nabi saw. melahirkan pengutamaan beliau dan syariahnya di atas urusan dan kepentingan sendiri. Cinta kepada Nabi saw. harus mendorong kita untuk taat pada syariah yang beliau bawa. Cinta kepada Nabi saw. hendaklah mendorong kita untuk menerapkan syariah Islam secara kâffah di tengah-tengah kehidupan.

















