KUTIM — Di usianya baru 14 tahun, Nadine Putri Aprilia sudah menorehkan prestasi luar biasa. Gadis asal Kutai Timur (Kutim) ini bakal jadi satu-satunya wakil Kalimantan Timur (Kaltim) di cabang balap sepeda nomor Individual Pursuit 2000 meter dalam ajang Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) XVII/2025 di Jakarta.
Nadine bukan nama baru di dunia balap sepeda. Sejak kecil, ia sudah terbiasa menantang kecepatan di berbagai lintasan, mulai dari kejuaraan lokal hingga luar Kalimantan.
Pelatih cabang balap sepeda Popnas Kaltim, Anindya Pinasih Widodo, mengatakan Nadine dipilih karena catatan waktunya jadi yang terbaik saat uji coba di Velodrome.
“Waktunya paling unggul di nomor Individual Pursuit 2000 meter,” ungkapnya, Selasa 21 Oktober 2025.
Tak hanya punya fisik kuat, Nadine juga dinilai punya strategi dan mental bertanding yang matang, meski jadi peserta termuda di tim.
“Dia berani dan fokus. Kelas Individual Pursuit itu berat karena harus balapan sendirian dari awal sampai akhir,” tambah Anindya.
Nadine sendiri merasa bersyukur bisa membawa nama Kaltim ke ajang nasional. Ia mengaku tak ingin terlalu muluk-muluk di Popnas kali ini.
“Kalau bisa bawa pulang perunggu aja sudah Alhamdulillah. Tapi pastinya saya akan berjuang maksimal,” ucapnya dengan senyum lebar.
Selama sebulan terakhir, Nadine fokus latihan intensif. Meski sempat terkendala fasilitas sepeda khusus Velodrome, semangatnya tak padam.
“Selama ini latihannya masih pakai roadbike. Tapi jelang TC nanti, Alhamdulillah dapat bantuan sewa sepeda dari Bupati dan Wakil Bupati Kutim,” katanya.
Perjalanan Nadine tentu tak lepas dari dukungan orang tuanya. Sang ayah, Arif, mengaku rela merogoh kantong demi mendukung impian anaknya itu.
“Sudah terlanjur cinta sama olahraga ini. Jadi ya, sekalian saja totalitas,” ujarnya sambil tersenyum.
Arif bangga, anak perempuannya bisa menembus level nasional di usia muda.
“Dia kebanggaan keluarga. Apalagi atlet perempuan di balap sepeda itu masih jarang,” tambahnya.
Namun di balik kebanggaan itu, Arif berharap perhatian untuk atlet di Kutim bisa lebih serius.
“Masih banyak potensi bagus di Kutim, tapi minim dukungan. Sayang sekali kalau dibiarkan begitu saja,” keluhnya.
Kini, Nadine terus mengayuh semangatnya menuju Popnas 2025. Dengan tekad dan kerja keras, ia ingin membuktikan bahwa mimpi besar bisa diraih, bahkan dari pedalaman Kutai Timur. (*)