Sebab dinilai berpotensi memecah belah persatuan dan mengganggu kerukunan yang telah lama terjaga di Bumi Etam. Buhari Hasan dari Komunitas Muda Nahdlatul Ulama (NU) Kaltim menilai tindakan oknum pejabat tersebut tidak mencerminkan moralitas seorang wakil rakyat.
Kaltim selama ini dikenal sebagai daerah yang damai dan harmonis, sehingga segala bentuk provokasi berbasis SARA tidak boleh dibiarkan.
“Kita di Kaltim ini sudah hidup damai, tenteram, dan saling merangkul. Kami ingin kedamaian itu tetap terjaga di Samarinda dan seluruh daerah di Kaltim,” tuturnya, Selasa 14 Oktober 2025.
Diketahui, sikap mereka menanggapi pernyataan Abdul Giaz yang dinilai menyinggung publik dengan istilah “orang luar daerah” yang tinggal dan mencari nafkah di Kaltim.
Adapun organisasi yang tergabung dalam D’Lima Kaltim antara lain: DPD GAMKI, Pemuda Katolik, Gerakan Pemuda NU, Pemuda Muhammadiyah, Nasiyatul Aisyiyah, Pemuda Agama Hindu Indonesia, Pemuda Budha, hingga pemuda Konghucu. (*)

















