Sementara itu, Wakil Bupati Luwu, Muh. Dhevy Bijak Pawindu, menegaskan sektor pertanian menjadi prioritas utama Pemerintah Daerah dalam lima tahun ke depan, selaras dengan visi pembangunan “Luwu yang Maju dan Berkarakter Berbasis Agribisnis.”
Menurut Wabup Dhevy, pelaksanaan LTT di Kabupaten Luwu periode April–Mei 2025 mengalami perlambatan. Hal ini disebabkan oleh masa panen raya serta masih banyaknya sawah tadah hujan seluas ±4.728 hektare yang belum terlayani jaringan irigasi secara optimal. Selain itu, infrastruktur irigasi yang belum sepenuhnya pulih akibat bencana banjir bandang dan longsor pada Mei 2024 turut menjadi tantangan utama.
“Kami membutuhkan dukungan yang lebih besar dari Kementerian Pertanian dan Kementerian PUPR untuk percepatan rehabilitasi irigasi serta modernisasi pertanian. Dengan semangat kolaboratif, kami optimistis indeks pertanaman Luwu bisa ditingkatkan dari 1,8 menjadi 2,5 bahkan hingga IP 3,” tegasnya.
Pemerintah Kabupaten Luwu juga berharap adanya bantuan benih unggul, seperti varietas Pajajaran dan Cakrabuana, serta alat dan mesin pertanian (alsintan), baik untuk tahap pra maupun pascapanen, seperti TR4, TR2, rotavator, dan combine harvester berkapasitas besar.