Setelah peristiwa tersebut terjadi, diadakan konsultasi dengan Dinas Peternakan untuk melakukan pencegahan dan solusi penanganan ternak babi tersebut, agar tidak ada pemusnahan. Untuk itu, Kabid Peternakan menekankan beberapa hal.
” Penjelasan dan penekanannya antaralain, penyakit ini masih ada dua kemungkinan, apakah Kolera Babi
Asf atau dua duanya ada. Memastikan penyakit ini tidak menular ke manusia. Karena cara penularannya, bisa dari ternak ke ternak, dari peralatan dan pakaian orang yang terkontaminasi ternak dan menyentuh di ternak sehat,” ungkapnya.
” Untuk daging masih boleh dikonsumsi bagi yang mengkonsumsinya, dengan catatan pemanasan agak lama. Adapun tindakan pencegahannya, rajin bersihkan kandang, semprot disinvektan, jangan mendatangkan ternak dan menjual ternak untuk sementara,” terang Kapten CBA Marten Luter R.
” Melakukan pendataan jumlah ternak, yang sakit dan yang sudah mati, untuk yang mengunakan modal perbankan bisa kordinasi ke Bank semoga ada pertimbangan penundaan pembayaran atau pengurangan, ada asuransi. Penekanan ke warga dan aparat desa jangan takut melaporkan karna tidak ada pemusnahan ternak. Kejadian ini kemungkinan sudah merebak di Luwu Utara, bukan saja di Mappedeceng, karna mulai dari Sulawesi Tengah masuk wilaya Mangkutana,” tutupnya.