Apakah benar pemilu berlangsung dan dinikmati layaknya seperti pesta? Tentu tergantung cara tiap partai politik peserta pemilu dan kandidat mengikuti proses tahapan pemilu.
Melihat realitas proses yang berjalan, nampaknya semua partai politik menunjukkan ketidaksiapan mengikuti pesta demokrasi.
Hampir semua partai politik tidak memiliki basis suara yang jelas, partai politik tidak memiliki pemilih yang jelas.
Hal tersebut dapat dibuktikan dengan data pada hasil pemilu yang dari tahun ke tahun tidak linear pada setiap tingkatan. Akumulasi perolehan suara caleg Kabupaten dan akumulasi suara caleg Propinsi serta akumulasi perolehan caleg DPR RI dalam satu kabupaten tidak pernah sama.
Hal tersebut menunjukkan bahwa pemilih tidak melihat ideologi, tidak melihat visi dan misi serta perjuangan partai politik. Inilah kelemahan pemilu dengan sistem terbuka.
Hal tersebut diperparah karena gagalnya partai politik melakukan kaderisasi. Anggota partai politik yang terpilih pun tidak membunyikan suara kader partai, Aleg tidak membunyikan suara loyalis partai.