“Tetapi banjir ini yang paling parah pak, karena tanaman padi kami sementara baru saja keluar buahnya langsung terendam air makanya banyak petani sawah yang gagal panen,” ungkapnya.
Jamaruddin juga menjelaskan, bahwa air banjir saat ini lain, terlihat kotor seperti lumpur yang hanyut dari hulu sungai Pongkeru.
Hal itu diyakini Jamaruddin karena aliran sungai Larona bersih, namun debit airnya mengalami peningkatan yang di duga DAM PLTA milik PT Vale Indonesia meluap sehingga menjadi pemicu banjir.
“Iya kalau sungai Larona terlihat di jembatan gantung karebbe mengalami peningkatan air, disitu jelas terlihat jernih airnya, berbeda halnya dengan aliran dari sungai Pongkeru terlihat kotor sperti lumpur juga mengalami peningkatan debit air,” jelas Jamaruddin.