“Dengan transportasi massal, kita bisa mengurangi jumlah kendaraan pribadi, yang tentu berdampak pada penghematan energi,” tambahnya.
Selain itu, Pemerintah Provinsi Sulsel juga berkomitmen mendorong pembangunan kawasan industri terintegrasi dan swasembada pangan, dengan memberdayakan masyarakat petani dan nelayan.
“Paling penting, kita ingin mendorong swasembada pangan karena sebagian besar masyarakat kita adalah petani dan nelayan,” tegasnya.
Usai pertemuan, Pj. Wali Kota Palopo mengapresiasi terselenggaranya forum tersebut. Ia menegaskan komitmen Pemerintah Kota Palopo untuk mempercepat pembangunan melalui perencanaan yang matang dan pembiayaan inovatif, termasuk dari sektor non-pemerintah.
Sebagai bagian dari South Sulawesi Investment Challenge (SSIC) 2024, Kota Palopo sebelumnya mengusulkan proyek investasi sektor pariwisata melalui pengembangan Taman Wisata Alam Nanggala III dan berhasil meraih peringkat IV.
Pada tahun 2025, Kota Palopo kembali mengajukan dua proyek unggulan dalam Investment Project to Offer (IPRO), yaitu:
- Pengolahan Pertanian Jagung Terpadu
Proyek ini bertujuan mengembangkan hilirisasi jagung melalui sistem pertanian terpadu yang menggabungkan pengolahan jagung dengan pengembangan sektor peternakan. - Pengolahan Rumput Laut
Berbasis potensi kelautan Kota Palopo, proyek ini diarahkan pada pembangunan fasilitas industri pengolahan rumput laut menjadi produk setengah jadi, guna meningkatkan nilai tambah sektor kelautan.
Forum ini juga dirangkaikan dengan peluncuran Kick-Off South Sulawesi Investment Challenge (SSIC) 2025, ajang investasi yang diinisiasi Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Selatan sejak 2021. SSIC bertujuan meningkatkan investasi daerah melalui sinergi sektor perdagangan, pariwisata, serta penerapan ekonomi hijau (green economy) dan ekonomi biru (blue economy).