KUBAR — Anggota DPRD Kabupaten Kutai Barat (Kubar), Adrianus, menilai daerahnya memiliki kekayaan potensi wisata yang besar. Ia pun mendorong pemerintah daerah untuk lebih serius memaksimalkan potensi tersebut.
Menurutnya, meski sejumlah langkah pembenahan telah dilakukan, pemerintah tetap perlu memberi perhatian lebih pada pembangunan dan peningkatan infrastruktur pendukung pariwisata. Dengan begitu, sektor wisata ke depan diharapkan mampu memberikan kontribusi nyata terhadap perekonomian masyarakat, termasuk peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Adrianus menyampaikan bahwa sebagian besar objek wisata di Kubar masih berada pada tingkat kampung, dengan status lahan yang umumnya merupakan milik perorangan atau masyarakat setempat.
“Banyak lokasi wisata yang lahannya belum menjadi milik pemerintah. Kami berharap dinas pariwisata dapat berkomunikasi dengan para pemilik lahan agar potensi yang ada bisa dimanfaatkan secara optimal,” ujarnya kepada Katakaltim (grup katasatu.co.id) di Barong Tongkok, Sabtu, 15 November 2025.
Politisi dari Dapil I Kubar itu mengatakan bahwa status kepemilikan lahan kerap menjadi kendala dalam pengembangan pariwisata. Karena itu, ia menilai sinergi antara masyarakat dan pemerintah menjadi faktor penentu kemajuan sektor ini.
“Kalau objek wisata masih berstatus milik pribadi, pemerintah tentu tidak bisa sepenuhnya melakukan pengembangan. Harus ada koordinasi yang jelas antara pemilik lokasi dan pemerintah,” tambahnya.
Jika potensi wisata dikelola secara optimal, lanjut Adrianus, daya tarik terhadap wisatawan akan semakin besar. Hal tersebut pada akhirnya akan membuka peluang usaha bagi masyarakat.
“Kalau objek wisata tertata dengan baik, wisatawan lokal maupun dari luar pasti banyak berkunjung. Dari situ akan tumbuh peluang usaha baru, aktivitas ekonomi, dan perputaran uang,” jelasnya.
Ia menyebutkan bahwa potensi wisata seperti air terjun, danau, gunung, hingga kekayaan budaya yang dimiliki Kubar perlu dimaksimalkan sejak sekarang. Menurutnya, pembangunan sektor pariwisata adalah investasi jangka panjang.
“Kita tidak bisa terus bergantung pada sumber daya pertambangan. Pariwisata merupakan investasi jangka panjang. Jika berkembang, sektor ini akan memberi pemasukan daerah secara berkelanjutan,” tutupnya. (*)

















