Dan hukum yang mempelajari Tajwid adalah Fardlu Kifayah, sedangkan mengamalkan/membaca Al Qur’an sesuai dengan aturan ilmu Tajwid adalah Fardlu ‘Ain.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menegaskan dan menjamin bahkan sampai 4 kali lipat, bahwa Ia memudahkan pelajaran alquran. Pertanyaannya, sudahkan kita sungguh-sungguh belajar ilmu membaca (tajwid/tahsin), menghafal dan mentadabburi ayat-ayat alquran? Memang semuanya membutuhkan waktu, proses, dan pengorbanan, baik mengorbankan waktu, tenaga maupun harta. Karena tidak mungkin mencapai hasil, tanpa sebuah pengorbanan.
Sebab, sebagaimana di muka bahwa sesuatu yang berharga pasti mendapatkan perhatian yang besar dan istimewa. Alquran istimewa. Allah berfirman,
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ (القمر: 22)
“Dan sebenarnya kami telah mudahkan Al Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran? (Al-Qamar: 17, 22, 32, 40)
Allah Ta’ala juga berfirman,
“Orang-orang yang telah Kami berikan al-kitab kepadanya, mereka membaca dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu memberi kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi”. (QS. al-Baqarah : 121)
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,
زَيِّنُوْا اْلقُرْآنَ بِأَصْوَاتِكُمْ فَإِنَّ الصَّوْتَ الْحَسَنَ يَزِ يْدُ اْلقُرْآنَ حَسَنًا
“Hiasilah al-Qur`an dengan suara-suara kalian, karena suara yang indah akan memperindah al-Qur`an”. (HR. Hakim dan lain-lain. Lihat Shahih al-Jami’: 3581)
Dan suara bacaan al-Qur`an terindah adalah ketika dibaca satu ayat satu ayat dengan penuh kekhusyu’an. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
إِنَّ مِنْ أَحْسَنِ النَّاسِ صَوْتًا بِالْقُرْآنِ الَّذِيْ إِذَا سَمِعْ تُمُوْهُ يَقْرَأُ حَسِبْتُمُوْهُ يَخْشَى اللَّهَ
“Sejujurnya termasuk suara manusia terindah terhadap al-Qur`an adalah tatkala yang kamu dengar, kamu menganggap pembacanya khusyu’ kepada Allah”. (HR. Ibnu Majah dll, lihat Shahih Ibnu Majah: 1101)
3. Mentadabburi Makna Dan Memahaminya Pada Saat Membaca Atau Mendengarkannya
أَنزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِّيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَت َذَكَّرَ أُوْلُوا الْأَلْبَابِ (ص: 29)
“Ini adalah sebuah Kitab yang Kami turunkan kepada Anda penuh dengan berkah agar mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran”. (Shad: 29)
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا (محمد: 24)
“ Maka apakah mereka tidak mendengarkan Al Quran ataukah hati mereka terkunci? ( Muhammad: 24 )
Tadabbur Al Qur’an dapat dilakukan dengan mengulangi ayat-ayat yang kita baca dan meresapinya ke dalam hati serta memikirkan maknanya dengan bacaan yang lambat. Tidak hanya hati yang mentadabburi, tapi fisik kita yang lain pun ikut bertadabbbur. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam merupakan contoh terbaik bagi kita dalam cara mentadabburi Al Qur’an, diriwayatkan ketika diturunkan surat Huud dan Al Waqi’ah sampai beruban rambut karena takut terhadap Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
أَفَلاَ يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِندِ غَيْرِ اللّهِ
“Maka apakah mereka tidak mentadabburkan Al Qur’an? Kalau kiranya Al Qur’an itu turun dari sisi selain Allah tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak didalamnya”. (QS.An Nisaa’: 82)