PALOPORAGAM

Safari Dakwah : Kuliah Subuh di Masjid Agung Kota Palopo

×

Safari Dakwah : Kuliah Subuh di Masjid Agung Kota Palopo

Sebarkan artikel ini

Diriwayatkan sejumlah hadits dan atsar Salaf. Antara lain, diriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sabdanya:

– اُتْلُوْ الْقُرْآنَ وَابْكُوْ فَإِنْ لَمْ تَبْكُوا فَتَبَاكَوْا – رواه

“Bacalah Al Qur’an dan menangislah. Jika kamu tidak menangis, maka usahakanlah supaya menangis (karena ayat yang kamu baca)”. (HR. Ibnu Majah)

Belajarlah untuk tidak sekedar mencapai banyaknya target bacaan, namun miskin hikmah dan pelajaran yang didapat. Ya, membaca al Quran mendapat pahala, namun apakah dengan sekedar membaca kita akan mendapatkan petunjuk untuk mengarungi kehidupan..?

Baca satu ayat, lalu baca artinya (bila belum bisa bahasa arab), renungkan makna yang terkandung di dalamnya, resapi keindahan bahasanya, dan ambil pelajaran darinya.

Imam An Nawawi Rahimahullahu berkata: “Seyogyanya bagi Seorang Qori’ (pembaca Alquran) untuk senantiasa dalam keadaan khusyu’, tadabbur dan tunduk. Inilah maksud dan tuntutan dari membaca Alquran, sehingga karena itu dada akan menjadi lapang dan hati akan menjadi bersinar”.

Imam al-Ghazali Rahimahullahu berkata, “Disunnahkan menangis tatkala membaca dan mendengarkan al-Qur`an. Hal itu bisa terjadi dengan cara menghadirkan rasa sedih dan takut di dalam kalbu. Merenungi kandungan ayat yang dibaca atau didengarkan, baik berupa ancaman yang biasa sampai yang sangat keras atau ikatan-ikatan perjanjian seorang hamba dengan Rabbnya. Kemudian bandingkan dengan keteledoran dan kekurangan dirinya yang lalai terhadap hal-hal tersebut!. Namun jika kesedihan tidak hadir di dalam kalbu, maka hendaklah ia menangisi kesedihan tersebut, karena itu merupakan musik terbesar”.

4. Mengamalkan

Mengamalkan berawal dari memahami ilmu-ilmunya serta berpegang teguh pada hukum-hukumnya, kemudian menyelaraskan hidup dan tingkah laku serta akhlaqnya, sebagaiman akhlaq Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam dalam Al Qur`an.

“Perumamaan orang-orang yang dipikulkan ke arah Taurat kemudian tiada mereka yang memikulnya adalah seperti akuarium yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk pada kaum yang dzalim”. (QS. Al Jumu’ah : 5)

Alangkah buruknya perumpamaan ini bagi mereka yang tidak mengamalkan ayat-ayat Allah (termasuk di dalamnya Al Qur’an), yaitu dengan perumpamaan yang memikul kitab-kitab besar tetapi ia tidak mengerti apa yang ada di dalamnya. Jadi bila manusia tidak mengamalkan Al Qur’an seperti mengurung yang tidak merasakan selain beban bawaan tanpa dapat memanfaatkan apa yang dibawanya itu.

Wajib bagi setiap muslim untuk mengamalkan Al Quran, baik dalam perkara-perkara kecil dalam kehidupan individu maupun dalam perkara-perkara besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hukum Al Quran mutlak harus ditegakkan dalam setiap lini kehidupan kita.

Kita paham bahwa untuk beriltizam (komitmen) dalam memenuhi hak-hak al Quran dengan sempurna adalah hal yang berat. Kewajiban ini bukanlah perkara yang mudah. Semua ini hanya bisa dilakukan dengan langkah yang bertahap. Dan tidak ada waktu terbaik untuk memulai tahapan demi tahapan tersebut kecuali hari ini. Ya, sekaranglah saat yang tepat untuk melalui tangga demi tangga tahapan demi memenuhi hak al Quran sebagai bukti keimanan kita terhadap Al Quran.

5. Mendakwahkan Atau Mengajarkan Alquran

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ اْلقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

“Sebaik-baik di antara kalian adalah yang belajar al-Qur`an dan mengajarkannya”. (HR.al-Bukhari)

Masih dalam hadits riwayat Al-Bukhari dari Utsman bin Affan, namun dalam redaksi yang agak berbeda, disebutkan bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

إِنَّ أَفْضَلَكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ .

“Sejujurnya orang yang paling utama di antara kalian adalah yang belajar Al-Qur`an dan mengajarkannya.”

Dalam dua hadits di atas, dua amalan yang dapat menjadikan seorang muslim menjadi yang terbaik di antara terdapat saudara-saudaranya sesama muslim lainnya, yaitu belajar Al-Qur`an dan mengajarkan Al-Qur`an. Tentu saja, baik belajar ataupun mengajar yang dapat membuat seseorang menjadi yang terbaik di sini, tidak bisa lepas dari keutamaan Al-Qur`an itu sendiri. Al-Qur`an adalah kalam Allah, firman-firman-Nya yang diturunkan kepada Nabi-Nya melalui perantara Malaikat Jibril Alaihissalam. Al-Qur`an adalah sumber pertama dan acuan utama dalam ajaran Islam. Karena keutamaan yang tinggi inilah, yang menjadikan Abu Abdirrahman As-Sulami –salah seorang yang meriwayatkan hadits ini– rela belajar dan mengajarkan Al-Qur`an sejak zaman Utsman bin Affan hingga masa Al-Hajjaj bin Yusuf Ats-Tsaqafi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *