Akibat pencemaran ini, kami masyarakat Malili sangat dirugikan, sebagian masyarakat Malili masih ada yang mengonsumsi air sungai tersebut. Apalagi saat air PDAM macet, memakai mandi, mencuci bahkan untuk diminum. Tapi sekarang sudah tidak bisa begitu, karena kondisi sungai yang warnanya yang seperti kopi susu,” sambung Roy.
Akibat pencemaran yang kerap terjadi itu, timbul dugaan masyarakat dan pemerhati lingkungan diwilayah bantaran sungai menduga sungai tercemar akibat adanya aktifitas perusahaan pertambangan ore nikkel di hulu sungai.
Atas kejadian itu para aktivis dan masyarakat bersuara menyerukan berharap pemerintah dan aparat penegakan hukum istansi terkait di Sulsel agar mengusut pelaku penyebab pencemaran sungai Malili, itu ia lakukan agar kondisi sungai kembali normal seperti sebelumnya.