SAMARINDA – Upaya penanganan banjir di Kalimantan Timur mulai diarahkan ke pendekatan yang lebih konkret dan terukur. Kerja sama sister-province antara Kaltim dan Provinsi Anhui, Tiongkok, kini memasuki fase krusial setelah pembahasan bergeser dari seremoni ke kajian teknis dan potensi investasi.
Pemerintah Provinsi Kaltim bersama DPRD Kaltim menggelar pertemuan dengan perwakilan Anhui Yajing Rainwater Utilization Technology Co., Ltd untuk membedah kemungkinan penerapan teknologi pengelolaan air modern di daerah rawan banjir. Fokus utama diskusi diarahkan pada kebutuhan riil daerah, bukan sekadar presentasi teknologi.
Ketua Komisi II DPRD Kaltim, Sabaruddin Panrecalle, menilai pertemuan tersebut sebagai langkah awal memastikan kerja sama internasional benar-benar menjawab persoalan mendasar yang dihadapi daerah, khususnya banjir yang kian sulit dikendalikan.
“Ini bukan sekadar penjajakan. Kita ingin solusi yang benar-benar bisa diterapkan, bukan hanya konsep di atas kertas,” ujar Sabaruddin, Rabu (10/12/2025).
Ia menjelaskan, pihak mitra dari Anhui diminta menyesuaikan teknologi yang ditawarkan dengan kondisi lokal Kaltim. Mulai dari pola curah hujan, karakter wilayah rawan banjir, hingga sistem drainase dan pengelolaan air yang selama ini berjalan.

















