“Jadi Bappelitbangda telah melakukan pendataan dan analisis pada tahun 2020, Tahun ini 2021 kita lakukan penanganan,” tambahnya lagi.
Bahkan pihaknya akan melibatkan dua nara sumber tenaga ahli kebijakan publik dari Kemendagri. Kepala Dinas Kesehatan memaparkan, saat ini kendala akibat Stunting di masyarakat masih memiliki kekurangan gizi ganda ,terutama bayi balita yang menderita Stunting.
“jadi Stunting itu adalah proses gagal tumbuh kepada bayi balita akibat mengalami kekurangan gizi bahkan mengakibatkan kematian,” ujar dr Rosnawary.
Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu tahun 2018,jumlah kasus Stunting mencapai 30,2 persen. (Red)