Imran menambahkan, bahwa luapan lumpur terjadi di duga kolam pengendapan (Sediment pond) jebol kemudian tertampung dan terbawa air, karena posisi PT PUL berada di atas pegunungan.
“Luapan lumpur ini sempat mengganggu arus transportasi di jalan poros trans Sulawesi, yang menghubungkan Luwu Timur Sulawesi Selatan, dengan Sulawesi Tengah. Perusahaan harus bertanggung jawab dan mencari solusi agar tidak terulang lagi, sebab warga setempat yang bermukim disekitar itu sudah merasa takut,” ujarnya.
Selain itu ia mengatakan, sebelum ada aktivitas penambangan nikel yang beroperasi kembali, jika kondisi hujan tidak seperti ini, kuat dugaan luapan tersebut berasal dari konsesi milik PT. Prima Utama Lestari (PUL).